Budidaya Cabai (Cabe)
Pendahuluan
Cara
menanam cabai (cabe) yang tepat, baik cara pengendalian hama penyakit
maupun teknik budidaya cabai (cabe) sangat menentukan keberhasilan
budidaya. Cara menanam cabai (cabe) yang saya uraikan di sini sudah
disesuaikan dengan kondisi di lapangan pada saat ini. Saya rangkai
sedemekian rupa sehingga Cara menanam cabai (cabe) ini sangat praktis
dan mudah diterapkan terutama bagi petani pemula.
Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Cabe)
Tanah
Tanah tempat penanaman cabai (cabe) harus gembur dengan kisaran pH 6,5 – 6,8.
Air
Tanaman cabai (cabe) memerlukan air cukup untuk menopang pertumbuhannya. Air berfungsi sebagai pelarut unsur hara, pengangkut unsur hara ke organ tanaman, pengisi cairan tanaman cabai, serta membantu proses fotosintesis dan respirasi. Tetapi pemberian air tidak boleh berlebihan.
Iklim
Angin sepoi-sepoi cocok untuk budidaya cabai (cabe). Curah hujan tinggi berpengaruh terhadap kelebihan air. Intensitas sinar matahari sangat dibutuhkan tanaman cabai (cabe), berkisar antara 10 – 12 jam per hari. Sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman cabai (tanaman cabe) 240C -280C.
Persiapan Teknis Budidaya Cabai (Cabe)
Pemilihan Lokasi Budiaya Cabai (Cabe)
Lokasi budidaya cabai (cabe) sebaiknya dipilih yang strategis, transportasi mudah, dekat sumber air, jauh dari area penanaman cabai (cabe) lain/tanaman sefamili. Sejarah lahan sangat penting untuk diperhatikan, paling baik lahan tidak ditanami tanaman cabai (cabe) selama minimal 2 tahun terakhir agar diperoleh hasil optimal.
Pengukuran pH Tanah Budiaya Cabai (Cabe)
Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag.
Persiapan Sarana Prasarana Budiaya Cabai (Cabe) :
1. Pengadaan tanah untuk media semai.
2. Pengadaan pupuk kandang, pupuk kimia, dan kapur pertanian.
3. Pengadaan benih dan mulsa PHP (Plastik Hitam Perak).
4. Pengadaan pestisida.
5. Pengadaan ajir, bambu penjepit mulsa PHP, dan tali pertanian.
6. Pengadaan peralatan.
7. Persiapan tenaga kerja.
Pelaksanaan Budidaya Cabai (Cabe)
Persiapan Lahan Budidaya Cabai (Cabe)
1. Pembajakan dan penggaruan.
2. Pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm, lebar parit 50-70 cm.
3. Pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP untuk tanah dengan pH di bawah 6,5.
4. Pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP.
5. Pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah. Rapikan bedengan.
6. Pemasangan mulsa PHP.
7. Pembuatan lubang tanam.
8. Jarak tanam ideal musim kemarau 60 cm x 60 cm dan musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm. Tujuannya untuk menjaga kelembaban udara di sekitar pertanaman cabai (cabe).
9. Pemasangan ajir.
Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya Cabai (Cabe)
1. Rumah atau sungkup pembibitan.
2. Pembuatan media semai. Komposisi media semai adalah 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media semai dimasukkan ke dalam polibag semai.
3. Penyemaian benih cabai (cabe).
4. Pemeliharaan bibit. Pembukaan sungkup dimulai jam 07.00 - 09.00, kemudian sungkup dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah, dilakukan setiap pagi. Penyemprotan pestisida dilakukan pada umur 15 hss (hari setelah semai). Dosis ½ dari dosis dewasa.
5. Pindah tanam.
6. Bibit cabai (cabe) berdaun sejati 4 helai siap pindah tanam ke lahan.
Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Cabe)
Tanah
Tanah tempat penanaman cabai (cabe) harus gembur dengan kisaran pH 6,5 – 6,8.
Air
Tanaman cabai (cabe) memerlukan air cukup untuk menopang pertumbuhannya. Air berfungsi sebagai pelarut unsur hara, pengangkut unsur hara ke organ tanaman, pengisi cairan tanaman cabai, serta membantu proses fotosintesis dan respirasi. Tetapi pemberian air tidak boleh berlebihan.
Iklim
Angin sepoi-sepoi cocok untuk budidaya cabai (cabe). Curah hujan tinggi berpengaruh terhadap kelebihan air. Intensitas sinar matahari sangat dibutuhkan tanaman cabai (cabe), berkisar antara 10 – 12 jam per hari. Sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman cabai (tanaman cabe) 240C -280C.
Persiapan Teknis Budidaya Cabai (Cabe)
Pemilihan Lokasi Budiaya Cabai (Cabe)
Lokasi budidaya cabai (cabe) sebaiknya dipilih yang strategis, transportasi mudah, dekat sumber air, jauh dari area penanaman cabai (cabe) lain/tanaman sefamili. Sejarah lahan sangat penting untuk diperhatikan, paling baik lahan tidak ditanami tanaman cabai (cabe) selama minimal 2 tahun terakhir agar diperoleh hasil optimal.
Pengukuran pH Tanah Budiaya Cabai (Cabe)
Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag.
Persiapan Sarana Prasarana Budiaya Cabai (Cabe) :
1. Pengadaan tanah untuk media semai.
2. Pengadaan pupuk kandang, pupuk kimia, dan kapur pertanian.
3. Pengadaan benih dan mulsa PHP (Plastik Hitam Perak).
4. Pengadaan pestisida.
5. Pengadaan ajir, bambu penjepit mulsa PHP, dan tali pertanian.
6. Pengadaan peralatan.
7. Persiapan tenaga kerja.
Pelaksanaan Budidaya Cabai (Cabe)
Persiapan Lahan Budidaya Cabai (Cabe)
1. Pembajakan dan penggaruan.
2. Pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm, lebar parit 50-70 cm.
3. Pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP untuk tanah dengan pH di bawah 6,5.
4. Pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP.
5. Pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah. Rapikan bedengan.
6. Pemasangan mulsa PHP.
7. Pembuatan lubang tanam.
8. Jarak tanam ideal musim kemarau 60 cm x 60 cm dan musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm. Tujuannya untuk menjaga kelembaban udara di sekitar pertanaman cabai (cabe).
9. Pemasangan ajir.
Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya Cabai (Cabe)
1. Rumah atau sungkup pembibitan.
2. Pembuatan media semai. Komposisi media semai adalah 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media semai dimasukkan ke dalam polibag semai.
3. Penyemaian benih cabai (cabe).
4. Pemeliharaan bibit. Pembukaan sungkup dimulai jam 07.00 - 09.00, kemudian sungkup dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah, dilakukan setiap pagi. Penyemprotan pestisida dilakukan pada umur 15 hss (hari setelah semai). Dosis ½ dari dosis dewasa.
5. Pindah tanam.
6. Bibit cabai (cabe) berdaun sejati 4 helai siap pindah tanam ke lahan.
Pemeliharaan Tanaman Cabai (Cabe)
Penyulaman Budidaya Cabai (Cabe)
Penyulaman budidaya cabai (cabe) dilakukan sampai umur tanaman 3 minggu. Apabila umur tanaman cabai (cabe) sudah terlalu tua dan masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabai (cabe) tidak seragam. Berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.
Perempelan dan Pengikatan Tanaman Budidaya Cabai (Cabe)
Perempelan tunas samping. Perempelan tunas samping dilakukan pada tunas yang keluar di ketiak daun. Bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman, agar tanaman cabai (cabe) tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban saat tanaman cabai (cabe) sudah dewasa. Dilakukan sampai pembentukan cabang utama, ditandai munculnya bunga pertama.
Perempelan daun. Perempelan daun dilakukan umur 80 hst (hari setelah tanam) pada daun-daun di bawah cabang utama dan daun tua/terserang penyakit.
Sanitasi Lahan Budidaya Cabai (Cabe)
Sanitasi lahan budidaya cabai (cabe) meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, tanaman cabai (cabe) terserang hama penyakit disingkirkan dari area penanaman.
Pengairan Budidaya Cabai (Cabe)
Pengairan budidaya cabai (cabe) diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.
Pemupukan Susulan Budidaya Cabai (Cabe)
Pupuk akar diberikan dengan cara pengocoran :
- Umur 15 hst dan 30 hst, dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.
- Umur 45 hst dan 60 hst, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.
- Umur 15 hst dan 30 hst, dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.
- Umur 45 hst dan 60 hst, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.
-
Umur 75 hst, 90 hst dan 105 hst, dosis 5kg NPK 15-15-15 dilarutkan
dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.
Pupuk daun
- Kandungan Nitrogen tinggi diberikan umur 14 hst dan 21 hst.
- Kandungan Phospat, Kalium dan Mikro tinggi diberikan umur 35 hst dan 75 hst.
Pupuk daun
- Kandungan Nitrogen tinggi diberikan umur 14 hst dan 21 hst.
- Kandungan Phospat, Kalium dan Mikro tinggi diberikan umur 35 hst dan 75 hst.
Pengendalian Hama & Penyakit Tanaman Cabai (Cabe)
Hama Tanaman Cabai (Cabe)
Hama Tanaman Cabai (Cabe)
Gangsir
Gangsir
tanaman cabai (cabe) adalah Brachytrypes portentosus. Hama ini
menyerang tanaman muda yang baru saja pindah tanam. Serangannya
dilakukan malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi di dalam
tanah. Gangsir membuat liang dalam tanah sampai kedalaman 90 cm. Gangsir
merusak tanaman cabai (cabe) dengan cara memotong pangkal batang tapi
tidak memakannya. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan
aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.
Ulat Tanah
Ulat Tanah
Ulat
tanah tanaman cabai (cabe) adalah Agrotis ipsilon. Hama jenis ini
menyerang tanaman cabai (cabe) di malam hari, sedangkan siang harinya
bersembunyi dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang
batang tanaman cabai (cabe) muda dengan cara memotongnya, sehingga
sering dinamakan ulat pemotong. Pengendalian kimiawi menggunakan
insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.
Ulat Grayak
Ulat Grayak
Ulat
grayak tanaman cabai (cabe) adalah Spodoptera litura. Hama ini
menyerang bagian daun tanaman cabai (cabe) dengan cara bergerombol. Daun
menjadi berlubang dan meranggas. Ulat grayak disebut juga ulat tentara.
Seperti halnya jenis ulat lain ulat ini menyerang tanaman cabai (cabe)
malam hari, sedang siang harinya bersembunyi di balik mulsa atau dalam
tanah. Ulat grayak bersifat polifag. Pengendalian kimiawi menggunakan
insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos,
klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Ulat Buah
Ulat Buah
Ulat
buah tanaman cabai (cabe) adalah Helicoverpa sp. Hama ini menyerang
buah muda dengan cara membuat lubang dan memakannya. Ulat buah bersifat
polifag. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil,
kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk
pada kemasan.
Thrips
Thrips tanaman cabai (cabe)e adalah Thrips parvispinus. Serangannya ditandai adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman cabai (cabe) yang terserang. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun tanaman yang terserang mengeriting, akhirnya tanaman cabai (cabe) menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahanaktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Kutu Daun
Thrips
Thrips tanaman cabai (cabe)e adalah Thrips parvispinus. Serangannya ditandai adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman cabai (cabe) yang terserang. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun tanaman yang terserang mengeriting, akhirnya tanaman cabai (cabe) menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahanaktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Kutu Daun
Kutu
daun tanaman cabai (cabe) adalah Myzus persiceae. Kutu ini mengisap
cairan tanaman cabai (cabe) terutama pada daun muda, kotorannya berasa
manis sehingga menggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun
mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya
tanaman cabai (cabe) menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan
insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid,
klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai
petunjuk pada kemasan.
Kutu Kebul
Kutu Kebul
Kutu
kebul tanaman cabai (cabe) adalah Bemisia tabaci. Hama berwarna putih,
bersayap, tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul
menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan
daun rusak. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir,
sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk
pada kemasan.
Tungau
Tungau
Tungau
tanaman cabai (cabe) adalah tungau kuning (Pol Polphagotarsonemus
lotus) dan tungau merah (Tetranychus cinnabarinus). Tungau bersembunyi
di balik daun sambil menghisap cairan daun. Daun cabai (cabe) yang
terserang berwarna kecoklatan, terpelintir, serta pada permukaan bawah
daun terdapat benang-benang halus berwarna merah atau kuning.
Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida akarisida berbahan aktif
propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz,
abamektin, atau fenpropatrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada
kemasan.
Lalat Buah
Lalat Buah
Lalat
buah tanaman cabai (cabe) adalah Dacus dorsalis. Lalat betina dewasa
menyerang dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian
telur berubah menjadi larva, telur-telur ini akhirnya menggerogoti buah
cabai (cabe) sehingga buah menjadi busuk. Pengendalian lalat buah
menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol
dimasukkan botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi
horisontal, atau dapat menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai
lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif
metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan insektisida
berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos,
metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai
petunjuk pada kemasan.
Nematoda
Nematoda
Nematoda
tanaman cabai (cabe) adalah Meloidogyne incognita. Serangan nematoda
ditandai adanya bintil-bintil pada akar. Nematoda merupakan cacing tanah
berukuran sangat kecil, hama ini merupakan cacing parasit penyerang
bagian akar tanaman cabai (cabe). Bekas gigitan cacing inilah akhirnya
menyebabkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium,
busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar. Cara pengendalian
nematoda dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak
1gram pada lubang tanam.
Penyakit Tanaman Cabai (Cabe)
Rebah Semai
Penyakit Tanaman Cabai (Cabe)
Rebah Semai
Rebah
semai tanaman cabai (cabe) adalah Pythium debarianum. Penyakit ini
biasa menyerang tanaman cabai (cabe) fase pembibitan dan tanaman muda
setelah pindah tanam. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida
sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil,
kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan
aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis ½ dari dosis
terendah yang tertera pada kemasan.
Layu Bakteri
Layu Bakteri
Bakteri
penyebab layu tanaman cabai (cabe) adalah Pseudomonas sp. Penyakit layu
bakteri sering menggagalkan tanaman, tanaman cabai (cabe) yang
terserang mengalami kelayuan pada daun, diawali dari daun-daun muda.
Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan
tanaman cabai (cabe) terserang, melakukan penggiliran tanaman serta
penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik
dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik,
validamisin, atau oksitetrasiklin. Sebagai pencegahan, secara biologi
berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan
70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah,
contoh wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Layu Fusarium
Layu Fusarium
Cendawan
penyebab layu tanaman cabai (cabe) adalah Fusarium oxysporum. Tanaman
cabai (cabe) yang terserang mengalami kelayuan dimulai daun-daun tua,
kemudian menyebar ke daun-daun muda dan menguning. Upaya pengendaliannya
antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabai (cabe)
terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi
menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau
propamokarb hidroklorida. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan
trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst
dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh
wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Busuk Phytophtora
Busuk Phytophtora
Cendawan
penyebab busuk phytophtora tanaman cabai (cabe) adalah Phytopthora
infestans. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman. Serangan pada
Batang ditandai bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan
serius menyebabkan tanaman cabai (cabe) layu. Daun yang terserang
seperti tersiram air panas. Buah yang terserang ditandai bercak
kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian
kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa
digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil,
kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh
bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb, propineb,
ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Busuk Kuncup
Busuk Kuncup
Penyakit
busuk kuncup tanaman cabai (cabe) adalah Choanephora cucurbitarum.
Penyakit busuk kuncup menyerang bunga, tangkai bunga, pucuk dan ranting
tanaman cabai (cabe). Ranting yang terserang berwarna coklat kehitaman
dan cepat menyebar sehingga mematikan ujung tanaman cabai (cabe),
sedangkan bagian lainnya masih tegar. Ranting mati membusuk.
Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif
yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidroklorida,
simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf, dan fungisida
kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga,
mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai
petunjuk pada kemasan.
Bercak Cercospora
Bercak Cercospora
Cendawan
bercak cercospora tanaman cabai (cabe) adalah Cercospora capsici.
Penyakit bercak cercospora menyerang daun, tangkai buah, batang dan
cabang tanaman cabai (cabe). Gejala serangan ditandai adanya bercak
bulat kecil kebasah-basah, bercak dapat meluas dengan diameter 0,5 cm,
pusat bercak berwarna pucat sampai putih, tepi bercak berwarna lebih
tua. Daun yang terserang parah berwarna kuning dan gugur. Pengendalian
kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa
digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim,
difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak, contoh bahan aktif
yang bisa digunakan diantaranya klorotalonil, azoksistrobin, atau
mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Antraknosa (Patek)
Antraknosa (Patek)
Cendawan
antraknosa tanaman cabai (cabe) adalah Colletotrichum capsici dan
Gloesporium piperatum. Antraknosa sering juga diistilahkan patek.
Serangan pada buah ditandai bercak agak bulat dan berlekuk berwarna
cokelat tua, di sini cendawan membentuk massa spora berwarna merah
jambu. Buah yang terserang harus dimusnahkan dari area penanaman cabai
(cabe). Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh
bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat,
karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak
berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Virus
Virus
Virus
tanaman cabai (cabe) adalah TMV, TEV, TRV, CMV, TRSV, CTV dan PVY.
Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan
terutama musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai pertumbuhan
tanaman cabai (cabe) mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak
kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan
penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain
melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi
penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan
tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui
alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat perempelan. Beberapa
upaya penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (gulma
berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular
virus, memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang, kebersihan alat dan
memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan
penanganan terhadap tanaman cabai (cabe).
Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Cabai (Cabe)
Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Cabai (Cabe)
Pengendalian
hama gangsir, ulat tanah dan nematoda dilakukan secara bersamaan cukup
satu kali pemberian insektisida, yaitu 1gram per lubang tanam.
Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, thrips, tungau, lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut).
Panen
Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, thrips, tungau, lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut).
Panen
Cabai (cabe) merah dapat dipanen pada umur 110 hst. Buah dipanen adalah buah 80% masak.
Blog Ini Didukung Oleh :
0 comments:
Post a Comment